5 PERUBAHAN SIGNIFIKAN HIDUP SETELAH MENERAPKAN SLOW LIVING

Lima perubahan signifikan hidup ini terjadi setelah gue menerapkan slow living selama dua tahun belakangan. Perubahannya bisa dibilang massive, tapi prosesnya tentu saja gradual.

Slow living makes me intentionally live my life. I’m no longer a manager of my life. Instead, I’m the creator of my life.

Gue ga lagi hidup seperti robot terprogram dengan jadwal rutin. Gue ga lagi menjalani hidup yang dianggap masyarakat sebagai kehidupan yang semestinya. Gue ga lagi mengikuti arus terhadap apa yang didefinisikan sebagai sukses.

Gue mulai belajar untuk menulis kisah hidup gue sendiri. Gue belajar membuat blueprint hidup gue sendiri. Gue belajar untuk menghidupkan hidup gue. Gue belajar merayakan hidup gue.

Ini jadi pondasi dasar perubahan hidup gue. Konsep ini menguatkan, mendamaikan, sekaligus membuat sistem berjalan dengan baik.

Baca juga: Mungkin Ini Alasan Kamu Belum Memulainya

Berikut ini 5 perubahan signifikan hidup gue setelah menerapkan slow living:

BEING MORE COMFORTABLE IN MY OWN SKIN

Slow living mengajarkan gue untuk merasa nyaman dan lebih percaya diri dengan diri gue sendiri. I embrace my flaws and love myself a little better. Gue juga belajar menghargai, menerima, mensyukuri, dan mencintai apa yang ada dalam diri gue. I accept my past, learn to live in present moment while projecting future.

SHOW UP FOR MYSELF

Photo by Vlad Chetan - Pexels
Hidup berkesadaran dalam konsep slow living membuat gue justru ingin menampilkan versi terbaik diri gue. Bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk diri gue sendiri.

Walau bekerja dari rumah, gue berusaha tetap tampil decent untuk diri gue sendiri. Pun ketika Zoom conference, gue tetap berpenampilan rapi all the way down. Kecuali sepatu, ya… Gue bahkan menyemprotkan parfum dan menikmati aroma wangi itu untuk diri gue sendiri.

Gue menjadi lebih kreatif dan ekspresif. Gue mencoba mengenali gaya signature gue sendiri. Apa yang gue suka dan apa yang terlihat baik bagi gue.

Other than that, instead of forcing myself to do something, I show up for myself to do that thing. Gue sedikit mengubah mindset di sini. Arahnya gue ubah menjadi karena gue peduli, mengapresiasi, menyayangi dan mencintai.

Misalnya, ketimbang memaksakan diri untuk berolah raga karena pengen punya body goal atau pushing discipline, gue memilih untuk hadir dalam kesadaran penuh berolahraga karena gue peduli dan sayang sama tubuh gue.

Menerapkan prinsip ini ga hanya bikin gue cultivate the habits tapi juga bikin gue jadi lebih connected to myself. Jadi punya hubungan yang lebih harmonis dengan diri gue sendiri.

LEBIH BUGAR

Gue belajar mendengarkan kebutuhan tubuh gue. Gue belajar mengenali makanan yang cocok baginya. Walau hanya beberapa menit, gue juga menyisihkan waktu untuk berolahraga ringan. Selain itu, gue juga memastikan kebutuhan tidurnya cukup.

Baca juga: Apa Itu Slow Living?

HUBUNGAN YANG LEBIH BAIK DENGAN DIRI SENDIRI DAN TUHAN

Perubahan yang gue rasakan sangat signifikan adalah bagaimana gue belajar untuk menerima dan mengizinkan apa pun yang sedang terjadi. Saat sedang bahagia, gue mengizinkan diri gue untuk bahagia dan bahagia bersamanya. Saat sedang tidak baik-baik saja, gue mengizinkan perasaan itu untuk hadir dan menemaninya.

Gue belajar untuk lebih gentle pada diri gue sendiri. Gue mengapreciate perjuangannya. Gue menjadi teman terbaiknya sebelum menjadi teman terbaik orang lain.

Gue juga menikmati waktu berkomunikasi dengan Tuhan kapan pun dan dalam situasi apa pun. Beribadah menjadi tentang mencintai-Nya dan berterima kasih pada-Nya.

Hidup terlalu singkat untuk dipakai berdebat surga neraka. Waktu terlalu berharga untuk menghitung pahala. Karena waktu yang tersisa ga tau berapa lama lagi, maka gue lebih memilih untuk mencintai Tuhan. Merasakan cinta kasih-Nya mengalir dalam hati dan dalam hidup gue.

Baca juga: Declutter, Kamu (Beneran) Harus Coba

MENIKMATI QUALITY TIME DENGAN MANUSIA DAN ALAM

Dulu, kalau jalan bareng atau ada menghadiri acara, pasti menyempatkan diri untuk foto-foto. Apalagi kalau mengunjungi tempat baru.

Gue mengambil banyak foto karena ingin memiliki memori tentang moment itu, acara tersebut, atau tempat yang gue kunjungi itu.

Tapi sekarang, entah bagaimana, gue menjadi sangat malas mengambil foto. Gue lebih suka bercengkrama atau diam menikmati panorama. Gue lebih memilih untuk menikmati dan menyerap momen itu sebanyak-banyak dalam perasaan gue dan merekam memori itu di otak gue.

Kebahagiaan dan kesuksesan punya definisi yang berbeda-beda bagi setiap orang. Oleh karenanya jalan yang ditempuh untuk bahagia dan sukses pun tidak lah selalu sama.

So, make sure you know your way and what makes you happy.


Comments

Popular posts from this blog

MY BELIEFS ABOUT WORK AND MONEY THAT SAVE MY LIFE - LIKA-LIKU PERJALANAN GUE KERJA

I QUIT MY 9-5 JOB AND CHOOSE TO LIVE IN UNCERTAINTY - BEST DECISION EVER!

IS MARRIAGE FOR EVERYONE?