MUNGKIN INI ALASAN KENAPA KAMU BELUM MEMULAINYA
Mungkin beberapa hal yang gue share di bawah ini menjadi alasan kenapa kamu belum memulainya. Apa pun itu.
Mungkin kamu pengen banget mulai bisnis sejak lama. Mungkin
kamu sedang mempertimbangkan untuk keluar dari tempat kerja karena sesuatu hal.
Mungkin kamu sadar dengan bakat menyanyi kamu dan pengen banget ikut kompetisi
pencarian bakat.
Tapi mengapa sampai sekarang kamu belum juga memulainya?
Baca juga: Terjebak Dalam Kebiasaan Menunda
Photo by Brett Jordan on Unsplash |
KEMUNGKINAN ALASAN KENAPA KAMU BELUM MEMULAINYA
Memulai sesuatu tidak selalu mudah. Kadang ada rasa ragu,
enggan, takut, khawatir, bingung, stuck atau malas. Tak jarang kita membutuhkan
waktu lebih lama untuk bisa memulainya. Yang terburuk adalah ketika hal itu
justru terkubur dan tidak pernah terealisasi.
Kali ini gue coba curating pengalaman pribadi gue kenapa sulit sekali untuk gue memulai sesuatu, termasuk menulis blog ini. Berikut di antaranya:
1. Being in a comfort zone
Kamu ingin keluar dari sana, lalu mencari tempat baru, menjajal kesempatan lain, atau mencoba berbisnis. Keinginan itu seringkali timbul. Bahkan kamu sudah punya beberapa ide yang akan kamu lakukan.
Tapi kamu selalu mengatakan pada diri kamu sendiri, “Udahlah, begini juga udah enak. Pindah tempat kerja ga menjamin lingkungannya bakal lebih baik, koq. Lagi pula di sini posisi gue udah lumayan. Kalau pindah malah gue harus mulai lagi dari awal. Disabar-sabarin aja-lah. Everything has its own price.”
Jadinya kamu memilih untuk menoleransi serta menutup mata dan telinga akan hal yang ga membuat kamu nyaman di sana.
Pada kondisi ini kamu merasa secured berada di comfort zone. Kalau sudah begini tentu akan sulit melakukan perubahan dan melakukan hal yang selalu kamu inginkan itu. Karena prinsipnya: ‘Masa depan itu ga pasti, jadi lebih baik yang pasti-pasti aja-lah’.
Baca juga: Gue Dalam Pusara Impulse Buying
2. Fear
Rasa takut apa yang kamu ketahui mengekang diri kamu untuk memulai? Apakah takut gagal, takut salah, takut malu, takut diejek, takut ga laku, takut ga ada yang nonton, takut ga ada yang baca, takut dimarahi? Try to ask yourself about it.
Kamu beruntung kalau kamu mengetahui rasa takut itu. That’s a good start. Coz in some cases, there are people who don’t realize about the fear that they have.
3. Not clear enough (of what you want)
4. Not enough emotion
Emosi memberi daya dorong yang kuat dalam mendobrak status quo. Misalnya seseorang memperlakukan kamu berbeda karena status sosial kamu. Hingga suatu saat kamu mencapai peak point dan ga mau diperlakukan seperti itu lagi.
Kamu pun berusaha sekuat tenaga and endure all the pain untuk melakukan perubahan dalam hidup kamu seperti yang kamu inginkan.
Sekali atau dua kali kita pernah membaca kisah para orang sukses yang berhasil berada di posisi mentereng mereka sekarang. Dan masing-masing memiliki kisah uniknya sendiri-sendiri. Beberapa persamaannya adalah mereka menolak berada pada kondisi saat itu yang serba kekurangan, kesulitan, or even broke a like a joke.
Kondisi tersebut menimbulkan emosi tertentu yang memberi daya dorong bagi perubahan. Selain itu, dorongan emosi lain bisa berada pada life-death situation (both literally and figuratively).
Misalnya kasus the last-minute person. Those
procastinators sampai pada titik ‘life-death’ situation saat deadline tiba di
depan mata. Ada emosi panik di sini yang menggerakkan mereka seketika. To
survive and safe from that situation, mereka pun bela-belain begadang dan
mungkin rela ga ngumpul-ngumpul.
Baca juga: Apa Itu Slow Living?
Itu adalah beberapa hal yang gue sendiri alami. Mungkin kamu
memiliki kasus yang berbeda. Cobalah untuk bertanya pada diri kamu sendiri apa
alasan yang sebenarnya.
Mengetahui akar permasalahan akan mempermudah kita untuk
menyelesaikan masalah. Jadi, kamu bisa memulai lagi membangun apa yang ingin
kamu raih dengan mencari tahu apa penyebab utama yang menghambat langkahmu.
Spend time with yourself. Coba untuk jujur sama diri
sendiri. Lalu tuliskan hal-hal yang mengalir keluar jujur dari diri kamu.
Semoga ini membantu.
Comments
Post a Comment