KENALI PERBEDAAN RESTING AND RECHARGING UNTUK KEBUGARAN TUBUH DAN PIKIRAN

Photo by Taryn Elliott: https://www.pexels.com

Kata ‘resting’ dan ‘recharging’ sering kali gue jumpai interchangeable dalam beberapa posting-an para content creator, dan gue tidak pernah benar-benar memikirkan makna kedua kata tersebut. Pikiran gue sederhana saja, kedua kata itu saling mendukung satu sama lain. Hingga akhirnya sebuah klip menemukan gue di mana sang creator menjelaskan perbedaan antara resting and recharging yang ternyata sangat bermanfaat untuk kebugaran tubuh dan pikiran.


***


Mengenali cara tubuh gue merespon kafein yang bisa bikin gue terjaga semalaman, membuat gue aware kapan waktu yang lebih baik untuk ngopi. Maka setiap kali keinginan minum kopi datang, gue selalu memilih melakukannya pada pagi hari. Dengan begitu gue tetap bisa menikmati minum kopi dan bisa menjaga waktu istirahat di malam hari. 


Alih-alih boosting energi, gue minum kopi justru untuk mengendurkan pikiran. Rasanya sangat relaxing menikmati secangkir kopi panas, terutama cappuccino. Seperti pagi itu, gue ingin beristirahat dan meminta bantuan kopi untuk membuat suasana istirahat gue lebih mendukung.


Tidak ada kedai kopi yang buka sepagi ini, jadi gue membuat sendiri kopi yang ingin gue minum dengan bahan dan peralatan seadanya. Gue menuangkan susu yang telah dididihkan pada mug dengan kopi panas yang telah siap menunggu di sana. Meskipun agak asal-asalan membuatnya, ternyata rasanya tidak buruk sama sekali walau gue tidak mengocok kopi dan susu sebagaimana tutorial membuat homemade cappuccino yang gue tonton di Youtube.


Baca juga: Clearing My Energy


Gue menikmati kopi itu di ruang tamu dengan ditemani buku terjemahan karya Jeon Sunghwan “Ketika Aku Tak Tahu Apa Yang Aku Inginkan”. Alunan playlistAutumn Piano Collection” di Youtube yang secara sengaja gue pilih sejak pagi tadi membawa kesempurnaan ambience pagi itu. 


Buku Jeon jagganim* mengalirkan rasa hangat, sehangat kopi dan matahari yang perlahan mulai meninggi. Sementara itu, musik yang mengalun menjaga gelombang otak gue yang sudah terjaga dalam posisi Beta untuk perlahan masuk ke Alpha. Suasana Sabtu pagi yang sudah tampak sibuk di luar dengan tetangga asyik mencuci mobil dan menyapu halaman jadi tidak terasa berpengaruh terhadap kedamaian yang gue rasakan di dalam ruang tamu gue.


Tiba-tiba ingatan gue melayang pada sebuah konten IG yang baru-baru ini muncul di timeline gue. Dalam klip video itu tampak seorang wanita muda menjelaskan tentang perbedaan “resting and recharging”. 


Beliau menggunakan bathtub sebagai analoginya. Katanya, ada dua cara untuk mengisi air di bathtub. Pertama adalah dengan menutup katup aliran air yang berada di salah satu ujung dasar tub. Nah, analogi ini menggambarkan situasi resting, di mana kita beristirahat. 


Dalam situasi ini kita menutup sementara akses yang datang dari luar sehingga kita dapat sepenuhnya beristirahat. Entah itu bentuknya tidur malam atau rehat sekejap, menutup sementara akses membantu untuk meminimalisir gangguan agar kita mendapatkan manfaat maksimal dari istirahat.


Artikel Terkait: Taking My Body on a Breakfast Date


Kita menutup gorden, membuat mode senyap atau bahkan airplane mode pada ponsel, dan mematikan lampu, sehingga tidak ada akses gangguan yang masuk. Dengan demikian tubuh jadi terkondisikan untuk resting.


Berdasarkan analogi mengisi bathtub tadi, setelah katup bathtub kita tutup, maka sekarang kita tinggal mengisi bathtub dengan menyalakan keran sehingga air dapat terisi. Nah, ini adalah analogi untuk kondisi recharging


Sebagaimana saat kita mengisi daya di ponsel, recharging juga adalah upaya untuk mengisi kembali energi semangat dalam diri kita. Cara yang bisa kita terapkan adalah dengan melakukan hal yang kita sukai atau yang membuat kita merasa rileks dan bahagia. 


Kita bisa melakukan hobi, entah itu hobi lama yang sudah jarang kita lakukan atau mencoba hobi baru. Cobalah untuk mengingat-ingat lagi kegiatan apa yang pernah kalian gemari yang mungkin dulu kalian suka lakukan namun kemudian terlupakan karena tergerus oleh kesibukan. Atau kalian juga bisa mencoba melakukan hal baru. Siapa tahu itu dapat menjadi hobi dari talenta kalian yang terpendam .


Kegiatan itu tidak harus sesuatu yang memerlukan banyak waktu atau pun alat dan bahan  seperti hiking, gardening, atau baking. Kalian juga bisa recharging dengan ngopi santai bersama orang terkasih atau bahkan literally not doing anything


Artikel Terkait: A Morning Thought


Being mindful dengan diam menikmati udara yang menyapu kulit sambil mendengarkan kicauan burung dan memandang awan di langit juga bisa menjadi alternatif recharging bila itu sesuai untuk kalian.


Aah, gue jadi menyadari bahwa yang gue sedang lakukan sekarang adalah recharging. Dengan santai menikmati secangkir kopi dalam suasana pagi yang tenang ditemani alunan lembut piano dan sebuah buku yang hangat membuat gue merasa begitu rileks. Perasaan ini membuat gue grounding, seperti “kembali menginjak bumi”.


Ya, kesibukan dan tingkat stress yang naik beberapa waktu belakangan ini membuat gue seolah melayang-layang dalam sebuah pusaran. Fokus gue lebih banyak dicurahkan untuk pekerjaan. Sisanya gue bagi untuk hal-hal lain dengan tetap menjaga dan memprioritaskan pekerjaan. 


Istirahat yang gue lakukan tidak terasa begitu rileks dan menyegarkan karena sudah ada jumlah takarannya mengingat waktu yang ada harus dibagi untuk banyak kegiatan dengan pekerjaan sebagai (lagi-lagi) fokus utamanya. Hal ini membuat istirahat semata-mata dilakukan sebagai syarat agar membuat gue dapat kembali melakukan dan menyelesaikan pekerjaan esok harinya.


Seperti sebuah adegan dalam K-drama, gue pun membayangkan melihat diri gue yang sehari-hari begitu sibuk hilir mudik dari semenjak bangun tidur hingga kembali pergi tidur. Hidup gue jadi tampak seperti robot yang diprogram.


Baca juga: Aktivitas Gabut Paling Produktif and Paling Bermanfaat


Dan pagi ini, dapat duduk santai menikmati waktu berlalu dengan rileks tanpa rasa bersalah menjadi kesyukuran yang sangat besar. Aaah, sepertinya gue telah menemukan satu cara recharging yang sesuai untuk gue. 


Angin bertiup sedikit lebih kencang. Vitrage gorden dari jendela ruang tamu yang gue buka menggelembung lebih besar lalu kembang kempis ditiup angin. Udara menjadi lebih sejuk karena matahari yang tadi bersinar perlahan tertutup awan kelabu.


Bagi pecinta udara sejuk dengan sedikit saja cahaya matahari, gue merasakan terberkati dan berlimpah dengan perubahan yang terjadi. Seperti mendapat bonus tak terduga, gue jadi merasa bahwa alam pun mendukung gue untuk menikmati suasana yang rileks ini. Thanks, nature…


Nah, mumpung weekend, nikmati waktu kalian untuk resting and recharging. Your body deserves it and so do you.





Note:

*jagganim (Korean) = penulis

Comments

  1. jadi paham konsep resting dan recharging. bermanfaat jg ya buat kita2 yg hustle culture

    ReplyDelete
    Replies
    1. Senang bisa berbagi kisah yang bermanfaat. Terima kasih

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

MY BELIEFS ABOUT WORK AND MONEY THAT SAVE MY LIFE - LIKA-LIKU PERJALANAN GUE KERJA

I QUIT MY 9-5 JOB AND CHOOSE TO LIVE IN UNCERTAINTY - BEST DECISION EVER!

IS MARRIAGE FOR EVERYONE?