IS THERE AN EXPIRED DATE ON FRIENDSHIP?

My dear friend, let’s call her Nara, ngajakin gue dan seorang teman di circle kami untuk staycation. Ga jauh-jauh, cuma di tengah kota aja karena kami bertempat tinggal di tiga titik penjuru Jakarta. Too bad, our friend couldn’t make it. Jadi kami cuma bisa ngomporin dia lewat telpon aja.


Ternyata, walau hanya di Jakarta, vibe staycationnya tetap dapet. Kami pergi makan dessert, ngopi, karaoke, pesan antar pizza dan salad ke hotel, bahkan nyaris tengah malam jalan keluar hotel untuk cari convenient store terdekat persis seperti kalau sedang liburan di luar kota. 


Dalam perjalanan pulang dari staycation kami, Nara melempar pertanyaan cerdas tak terduga yang menampar kesadaran gue. “Menurut lu friendship ada expired datenya ga?” tanyanya dengan santai.


Baca juga: Obat Homesick


Gue kaget sekaligus terdiam untuk beberapa saat. Is there an expiration date on friendship? Gue mengulangi pertanyaan Nara sambil manggut-manggut menunjukkan betapa cerdas pertanyaan itu dan betapa gue ga pernah kepikiran tentang hal itu. 


Iya juga, ya… is there an expiration date on friendship?


Circle kami yang awalnya berempat, kini tinggal bertiga. Kami kehilangan jejak seorang teman yang sama sekali ga bisa ditracing. Dari tiga ini pun, hanya gue dan Nara yang lebih sering bisa ketemuan, padahal dulu hampir tiap minggu kami jalan bareng. What happened to us? Has our friendship expired?


Gue jadi teringat, beberapa circle pertemanan yang lain pun pelan-pelan mulai menghilang. Masing-masing sibuk dengan dunianya sendiri-sendiri. Kami jarang bertemu atau jika pun mau ketemuan either susah banget cari jadwal yang pas or orangnya ga komplit. Does that mean our friendship has expired?


I’m pretty sure friendship is not a canned tuna. So, definitely there’s no such thing as expiration date on friendship. I guess yang terjadi adalah growth. Masing-masing dari kita tumbuh dan berkembang menjalani personal legend-nya sendiri-sendiri. 


Artikel Terkait: My Four-Leaf Clover Named Jo


Ibarat teman seperjalanan, kita yang dulu jalan bareng sekarang masih sama-sama jalan, hanya saja ada yang mengurangi speed, menambah speed, memilih tikungan yang berbeda, mampir dulu untuk ngopi-ngopi, menikmati pemandangan, dsb. Walhasil, kita ga lagi jalan berdampingan. Sepanjang perjalanan kita juga akan bertemu dengan teman baru dan hal serupa pun akan terjadi pada teman-teman baru kita tersebut.


I guess roda interaksi bonding hubungan sosial manusia berlabel pertemanan memiliki hukum yang sama - bertemu, jalan bareng, jarang ketemuan, lalu menghilang. Cycle-nya akan berputar pada poros yang sama. Yang berbeda adalah orang-orang di dalamnya.


Di satu titik, cycle itu akan berputar dan mungkin mempertemukan kita kembali. Entah sekadar say hi atau malah menjadi ikatan yang lebih kuat because we share the same frequency.


This frequency is the energy that I only realize and feel it different now that I’m older. This energy doesn’t lie. In fact, it gravitates back or magnetizes others as it recognizes that frequency. Ia mempertemukan dan menyatukan lagi jiwa-jiwa yang sempat terpisah itu atau dengan jiwa-jiwa lain yang belum pernah kita jumpai sebelumnya. Well, birds of a feather do flock together. So, I guess maybe this is what true friendship is.


Artikel Terkait: When Your Friend Is a Real Def of an Angel - Tornado Warning Part 2


Hari ini tetiba gue teringat pertanyaan Nara itu. Dan saat membuat tulisan ini, gue jadi menyadari bahwa udah lama banget gue ga ngerasain kehangatan obrolan dan kebersamaan dengan bestie seperti saat staycation bersama Nara. Vibe-nya beneran beda. It’s like you can put your guard down, unlock the door, open it, and let the breeze in. Rasanya begitu tenang, aman, comforting, and caring. 


Lama sekali gue tidak mendapatkan rasa seperti itu dalam sebuah circle pertemanan that made me also realize how different friendship is as we grow old. Ada ideologi berbeda yang membuat kita tak lagi sejalan atau bahkan seolah nyaris tak mengenali seorang teman yang dulu pernah akrab. Lalu juga ada sisi vulnerability yang belum pernah kita lihat dan kenal sebelumnya dari seorang teman yang justru membuat bonding menjadi lebih kuat.


We grow up. We grow old. We change. Orang datang silih berganti. Teman datang dan pergi. Namun akan ada yang selalu tinggal di lubuk hati. And when the Universe allows you and that person (or those people) to know each other and build that friendship, I believe that’s the greatest gift one can treasure for their entire life.


So, Nara, thank you for the idea and the initiative for us to go on a staycation. Thank you for the question. And above all, thank you for the love and the friendship that we have. Thank you for nurturing it. And Nara, no… there’s no expired date on friendship. My dear friend, Kelvin, even said that friendship is much stronger than Titanic coz friendship is the ship that never sinks.


P.S. Holy macaroni... the date I'm writing this post is the exact same date Nara and I had our staycation two years ago. It was a day before the anniversary of Jakarta. And this post is scheduled to be published on the anniversary of Jakarta this year which was the same date Nara threw the question. Coincidence?


Photo by 周 康: www.pexels.com

Comments

Popular posts from this blog

WHY HEALING YOUR PAST IS THE KEY TO TRUE GROWTH

WHY LEAVING MY 9-5 JOB WAS THE BEST DECISION FOR PEACE AND SUCCESS

STOP GALAU! PUTUSKAN SEKARANG JUGA