JARANG DIBAHAS - LEBARAN KALI INI, JANGAN LUPA LAKUKAN INI JUGA

Waktu kecil, alih-alih tahun baru, gue sering menggunakan momen Hari Raya sebagai tonggak untuk memulai resolusi baru. Gue merasa Hari Raya menghadirkan rasa yang berbeda: rasa kebaruan, suci, dan seperti Pertamina, mulai dari nol. Mungkin ini yang gue maknai sebagai kembali ke fitrah. That’s why saat itu gue ga ngerti kenapa orang-orang bikin resolusi saat tahun baru karena tidak terasa energi yang spesial di hari itu. It’s just like any other day. 

Photo by Karolina Grabowska/pexels

Tapi kala itu gue masih kecil. Belum ngerti yang namanya resolusi. Jadi yang gue lakukan hanya niat untuk melakukan sesuatu hal dengan lebih baik. Fokusnya bisa diberbagai area, seperti ibadah, pendidikan, atau sikap dan perilaku. Yah… disesuaikan dengan kebutuhan saat itu saja.

Baca juga: How Ramadhan Has Changed Me Once And For All

Time passes by. Entah sejak kapan gue tidak lagi menerapkan hal itu. Gue tidak lagi melakukan renungan dan evaluasi diri. Rasanya enggan mengingat-ingat hal-hal yang sudah terjadi, apalagi kalau menyedihkan atau menyakitkan. Lukanya jadi terbuka kembali. 

Lebih mudah untuk tidak membahasnya, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, atau kalau perlu membuatnya mati rasa, lalu membiarkan hidup bergulir begitu saja. 

But little did I know that it wasn’t the right thing to do. Tanpa gue tahu dan gue sadari, gue jadi terbiasa mengabaikan luka, menghindari untuk menyembuhkannya, dan membiarkannya menumpuk, menggunung, bahkan membusuk.

Baca juga: Why Do I Have to Pray for the Thing That I Don't Want? - A Diary

Gue ga pernah tahu tentang hal itu sebelumnya. Now that I do, I feel bad about myself. I feel sorry to myself. Ternyata gue telah begitu melalaikan diri gue sendiri untuk waktu yang sangat lama.

So, I guess this Eid is the perfect time for me to slowly approach myself. This is the time for me to take the courage to reflect on myself, face my wounds, and embrace them. This is the right moment for me to take the compassionate heart to forgive myself, too. 

Gue jadi tersadar, setiap Hari Raya kita selalu bersalaman dan saling bermaafan dengan keluarga, kerabat, dan sahabat. Tapi kita lupa untuk meminta maaf dan memaafkan diri kita sendiri. So, this Eid, selain bermaaf-maafan dengan orang lain, yuk kita bermaafan dengan diri kita sendiri juga. I believe this is how we reach that fitrah di Hari Raya.

Comments

Popular posts from this blog

WHY HEALING YOUR PAST IS THE KEY TO TRUE GROWTH

WHY LEAVING MY 9-5 JOB WAS THE BEST DECISION FOR PEACE AND SUCCESS

STOP GALAU! PUTUSKAN SEKARANG JUGA