INIKAH HAL YANG PALING DICARI SEMUA ORANG TAPI TIDAK DISADARINYA?
Yeorobun, menurut kalian apa kira-kira yang paling dicari semua orang tapi tidak disadari? Gue yakin, sebagian dari kalian sudah tau jawabannya. Share donk ceritanya, gimana dan kapan kalian mengetahui atau menyadari hal itu? Karena gue adalah salah satu yang ga sadar dan ga mengetahuinya untuk waktu yang sangat lama. Gue baru ngeh saat hal ini dibahas disebuah workshop yang gue ikuti. And that changed my whole perspective!
So, inikah hal yang paling dicari semua orang tapi tak disadarinya?
Photo by Leeloo The First: https://www.pexels.com |
Jimmy O. Yang adalah salah satu stand-up komedian favorit gue. Salah satu jokes briliannya adalah saat ia bercerita bahwa ia adalah seorang sarjana ekonomi. Ia kuliah mengambil jurusan itu untuk membahagiakan orang tuanya. Setelah lulus, Jimmy tidak tertarik untuk bekerja dibidang ekonomi atau keuangan. Ia memilih untuk menjadi stand-up comedian, yang adalah impiannya.
Baca juga: Is Marriage for Everyone?
Ayah Jimmy menolak ide itu. “Pursue your dream (is) how (you) become homeless,” begitu Jimmy menirukan ayahnya yang tentu saja disambut gelak tawa penonton.
Jimmy berusaha memberi pemahaman pada ayahnya dan mengatakan bahwa semua sudah berubah. Mereka kini ada di Amerika dan orang-orang di Amerika melakukan hal yang mereka sukai.
Tapi lagi-lagi ayahnya membantah. “No, everyone does what they hate for money. And use the money to do what they love,” tiru Jimmy.
Gw ikut tertawa tapi lanjut satir. Bjirrr… bener banget. Penonton pun bertepuk tangan. Mungkin mereka juga mengalami epiphany yang sama untuk sesaat.
***
Everyone does what they hate for money and use the money to do what they love. Gue mengulangi pernyataan itu. D*ng it! That’s so true.
Kita kerja keras, bergelut dengan tekanan, deadline, konflik, untuk dapat uang. Lalu uangnya itu kita pakai untuk senang-senang, termasuk untuk healing hasil dari stres di tempat kerja. Begitu seterusnya, seperti berlari di roda hamster.
Baca juga: Diminta Melafalkan Ayat Suci oleh Mahasiswa Amerika
Hal itu bikin gue bertanya-tanya, sebenarnya orang-orang pada cari apa sih sampe segitunya? Cari kerja? Uang? Jabatan? Kekuasaan? Cari Atau cari apa? Lalu, kalau sudah didapat, apakah selesai sampai di situ? Karena sudah banyak kisah bagaimana manusia bukannya menjadi puas tapi menjadi semakin haus untuk memenuhi egonya.
Let say, lu ikut kompetisi. Yang lu cari apa? Yang lu incer apa? Hadiahkah? Kemenangan kah? Koleksi medalikah? Unjuk kekuatankah? Atau apa?
Apa sih sebenarnya yang paling dicari manusia dalam hidup?
***
Legenda badminton, Hendra Setiawan yang di tahun 2024 ini akan berusia 39 tahun, masih aktif mengikuti berbagai turnamen internasional bersama partner andalannya, Muhammad Ahsan yang berusia 36 tahun. Sebagai atlet senior mereka sadar betul beratnya kompetisi dengan para pemain muda. Tapi mereka masih semangat bertanding.
Koleksi medali Hendra sudah hampir lengkap selama karirnya. Sementara, koleksi medali Ahsan pun tak kalah banyaknya. Mereka sudah bisa menikmati hasil kerja keras di masa mudanya. Akan tetapi mereka masih asik bermain badminton sebagai pro-players. Jadi mereka nyari apa sebenarnya?
Baca juga: Diadang Mahasiswa Amerika Usai Presentasi di Kelasnya
Dalam kisah lain, seorang CEO sebuah perusahaan besar pernah bercerita bagaimana strugglingnya dia hidup di masa kecil. Atas usahanya, pelan-pelan bisnisnya meningkat. Angka di bank accountnya merangkak dengan deretan nol yang semakin panjang yang dibagi dalam beberapa koma. Ia sendiri amazed melihat hal itu. Akan tetapi kemudian ia mengatakan despite that achievement, he still feels insecure. Jadi apa hal yang sebenarnya ia cari?
***
Buat yang suka nonton drakor, kisah seperti yang dishare oleh CEO itu tidak terdengar baru. Hasil dari perebutan harta, jabatan, dan kekuasaan, tetap meninggalkan kehampaan di dalam hati. Karena tidak menemukan apa yang dicari, mereka malah bertingkah like a bull in a Chinese shop: membabi-buta nabrak sana-sini.
Ending, bahkan jalan cerita dari beberapa drama itu kadang mudah ditebak: terjadinya titik balik momen kesadaran yang biasanya dibingkai dalam scene perenungan dalam kesendirian atau terjadinya momen of truth.
Dan ternyata hal yang paling kita cari dari segala hal yang kita perbuat adalah RASA.
Baca juga: Does Time Really Heal?
Kita bekerja hingga lelah mendera, tapi di situ ada rasa lega dapat memenuhi tanggung jawab untuk keluarga, ada rasa berharga dan berarti bagi keluarga, ada rasa bangga karena dapat diandalkan oleh keluarga.
Uang yang kita dapatkan menjadi alat untuk membantu kita mendapat banyak rasa. Ada rasa perlindungan dan rasa aman melalui pemenuhan kebutuhan kebutuhan dasar, ada rasa bahagia bisa memenuhi kebutuhan lain para anggota keluarga, ada rasa tenang untuk mengantisipasi kondisi darurat.
Para atlet menginginkan kemenangan karena ada rasa puas dan lega atas semua kerja keras yang akhirnya terbayarkan. Mungkin juga ada rasa superior yang ingin dijaga. Namun selain itu juga ada rasa nasionalis untuk menjaga marwah bangsanya.
Baca juga: I Quit My 9-5 Job and Choose to Live in Uncertainty - Best Decision Ever!
Atau… as simple as makanan. Kita bakal balik lagi beli makanan yang sama karena kita suka dengan rasa makanan itu. Or in my case, kadang gue mengalah dengan rasa makanan yang kurang pas dilidah gue asal resto atau cafe nya kasih rasa ambience yang enak, relaxing, dan nyaman. Dan begitu seterusnya… Apa pun yang kita lakukan, ternyata yang kita cari adalah RASA. It's all about RASA.
Comments
Post a Comment