DIMINTA MELAFALKAN AYAT SUCI OLEH MAHASISWA AMERIKA

Supervisor gue punya teaching asisten (TA) yang paling dekat dan selalu dapat diandalkan. Mari kita panggil ia, Daniel. Gue bertemu Daniel pertama kali di sebuah acara yang diadakan di kediaman supervisor. Kami hanya saling berkenalan singkat, belum pernah ngobrol banyak.

Sore itu, saat berjalan menuju halte bus setelah selesai mengerjakan tugas di perpustakaan, gue melihat Daniel sedang merokok di taman dekat kantornya. Gue melambaikan tangan saat Daniel juga melihat ke arah gue. Ia mengubah dan menggeser posisi duduknya seolah memberi ruang untuk gue. Gue pun mampir menyapa.


Dok. Pribadi

“How is it going?” tanyanya sambil mengepulkan asap rokok dan mematikan rokoknya. Gue merespon ramah sambil mengambil tempat di sebelah Daniel. Kami berbasa-basi sejenak sebelum akhirnya Daniel curhat dan ngobrol serius.


Usia Daniel nyaris dua kali lipat usia gue saat itu. Dulu ia pernah bekerja di industri film. Ia banyak menggeluti naskah-naskah film. Oleh karenanya, ia dipercaya menangani makalah para mahasiswa.


Pada suatu malam, Daniel bermimpi di datangi oleh Nabi Muhammad SAW. Ia terbangun dan mendapati tubuhnya basah oleh keringat dingin.


Walau bingung dan merasa aneh, for a little while, Daniel tidak memedulikan mimpi itu. Ia bahkan menyangsikan bagaimana mungkin ia tahu bahwa itu adalah Nabi Muhammad. Ia bahkan tidak tahu apa-apa tentang nabi besar umat muslim itu.


Baca juga: Diadang Mahasiswa Amerika Usai Presentasi di Kelasnya


Daniel bukan seorang yang agamis. Ia tidak benar-benar memeluk sebuah agama. Yang dijalaninya tak lebih sebagai sebuah tradisi keluarga dan tradisi negaranya. Tidak ada sentuhan religi selama hidupnya. Maka, sangat tidak masuk akal bila benar ia bermimpi didatangi oleh Nabi Muhammad.


Hingga akhirnya ia lelah sendiri karena terus denying dan melarikan diri dari perasaannya yang sebenarnya. Oleh sebab itu, diusia yang tidak lagi muda, ia balik ke bangku kuliah mengambil program S2 guna mencari tahu tentang apa makna di balik mimpinya saat itu.


Gue tersentuh, terharu, mendengar ceritanya. I think it was amazing. Daniel lalu bertanya pada gue tentang apa makna agama buat gue. Ia juga semakin kepo ingin mengeahui perjalanan gue beragama. 


HAAAH??? PERTANYAAN MACAM APA ITU??? 


Gue mendadak berasa jadi Fahri - Ayat-Ayat Cinta - versi cewek. Tapi karakter Fahri kan emang berpengetahuan agama banget. Lha gue???


Pertanyaan Daniel tidak mudah, tapi menarik. Gue ga pernah kepikiran tentang hal itu. Segala hal yang berkaitan tentang topik itu seperti bergulir begitu saja, menggelinding, tapi diarahkan dalam hidup gue. I think I definitely take it for granted.


Baca juga: Dikejar dan Dihentikan Polisi di Amerika


Daniel adalah orang kedua yang bertanya kepada gue tentang agama setelah mahasiswa supervisor gue yang menunggu gue selesai presentasi di kelasnya (silakan baca di sini). Kala itu gue membuat kesalahan besar dengan tidak membantunya. Maka, kali ini gue tidak boleh mengulangi hal yang sama pada Daniel.


Tidak ada yang istimewa dalam jawaban gue, tapi Daniel menyimak dan mengatakan bahwa ia cemburu dengan cara gue beragama. Wait, whaaaattt? Gue heran dan bingung mendengarnya. Semakin jelas, gue mainnya kurang jauh.


Daniel lalu menanyakan apakah gue hafal surat Al-Fatihah. Gue tertawa kecil karena tidak menduga pertanyaan itu dan menjawab tentu saja. Itu adalah bacaan wajib dalam sholat. Lalu Daniel meminta gue melantunkannya.


SAY WHAAAATTTT???


Setelah jadi Fahri versi cewek, sekarang gue berasa lagi ujian praktek buat kelulusan sekolah. “Are you being serious?” tanya gue karena gue beneran mengira ia sedang becanda. 


“Ya, ya, ya… I want to hear it,” katanya mantap.


Dengan sedikit ragu gue melantunkan surat Al-Fatihah. Daniel menyimak sambil sesekali mememjamkan mata dan menganggukan kepala seakan ia menghayati bacaan itu. Wajahnya tersenyum puas saat gue selesai melantunkannya. 


Ia lalu mengatakan bahwa lagi-lagi ia cemburu dengan gue. Gue tidak perlu bersusah payah menghafal surat Al-Fatihah dan ayat-ayat lain karena gue sudah melakukannya sejak kecil. Sementara ia berjuang begitu berat hanya untuk melafalkannya dengan benar, apalagi untuk menghafalkannya.


Baca jugaL Tornado Warning - Lost in Campus


Gue menjadi semakin terenyuh mendengarnya. Gue tersenyum memberi semangat pada Daniel dan mengatakannya padanya untuk menghubungi gue kapan saja ia butuh bantuan tentang hal itu. Well, I hope I can help.


Perjalanan Daniel dan gadis mahasiswa itu dalam pencarian mereka terhadap Tuhan sangat indah. Mereka mencari kebenaran itu melalui bingkai akademik ketimbang jalan lain. Walau mungkin agama tidak bisa diintelektualisasi, kajian dan diskusi yang disajikan melalui jalur akademik berpotensi membantu para pencari untuk menemukan yang dicarinya.


Mereka bertanya karena ingin tau, ingin mendengar, dan ingin mencari kebenaran itu. Akan halnya gue yang bertanya pada senior di Jakarta tentang seperti apa kehidupan di Amerika dan apa yang perlu gue persiapkan sebelum berangkat ke Amerika, mereka pun bertanya pada gue karena mungkin gue dianggap sebagai orang yang memiliki pengalaman beragama langsung first hand dan hidup di negara di mana orang-orang memeluk agama dan kepercayaan mereka masing-masing.


And I never thought how grateful I am for that. Gue ga bisa membayangkan seperti apa kegelisahan yang mendera sebagaimana yang mereka ceritakan, seperti apa rasanya malam yang penuh tanya, dan seperti apa rasanya siang yang berjalan dalam pencarian.


Pencarian akan memerlukan waktu dan proses tertentu untuk sampai ke titik bertemu. Namun gue yakin, sebagaimana yang telah tertuang dalam ayat suci, “Barang siapa yang mencari, akan menemukan.”

Comments

Popular posts from this blog

MY BELIEFS ABOUT WORK AND MONEY THAT SAVE MY LIFE - LIKA-LIKU PERJALANAN GUE KERJA

I QUIT MY 9-5 JOB AND CHOOSE TO LIVE IN UNCERTAINTY - BEST DECISION EVER!

IS MARRIAGE FOR EVERYONE?