ASAP MENGEPUL AKIBAT TELUR CEPLOK


Bus Stop at the apt - Dok Pribadi
Musim gugur sudah mendekati ambang akhir. Cuaca semakin dingin. Menunggu bus di halte jadi terasa lebih lama karena menahan dinginnya udara ditambah tiupan angin yang memaksa masuk menusuk tulang melalui semua celah yang tidak terlapisi jaket dengan sempurna. Paling menyiksa kalau harus keluar rumah karena ada kuliah jam pertama.

Tapi tidak pagi itu. Gue ga ada kuliah pagi. Jadi gue bisa stay di tempat tidur dan merapatkan selimut. But then, tiba-tiba smoke detector berbunyi mengoyak pagi yang damai.


Shocked, gue terbangun dan melompat dari tempat tidur. Gue memaksakan membuka mata yang masih tertutup rapat oleh kantuk dan menyeret tubuh gue keluar kamar. Asap putih memenuhi seisi ruangan yang memisahkan kamar tidur sayap utara dan selatan (supaya mudah mengikuti alur ceritanya, silakan baca yang ini juga, ya…). 


To give a little picture, desain fully furnished four-bedroom apartement di tempat gue, meletakkan dua kamar di masing-masing sayap entah itu timur-barat, utara-selatan, atau gampangnya: kanan-kiri. Di tengahnya ada ruangan besar tanpa sekat yang oleh pihak apt diisi dengan sofa dan coffee table serta meja dan kursi makan. Lalu ada dapur dengan meja dan dua kursi bar serta sebuah ruang laundry yang ditutup sekat di mana dibaliknya terdapat mesin cuci dan mesin pengering pakaian.


Inside the apt - Dok. Pribadi

Gue mengibas-ibaskan asap yang menghalangi pandangan gue. Sejurus gue melihat Tania dari arah pintu kamar selatan - persis di seberang kamar gue - terburu-buru berlari ke arah dapur dan mematikan kompor. Sigap, gue membuka pintu dan jendela berusaha mengusir asap yang memenuhi ruangan, lalu duduk di tangga luar apt.


Bbrrrrr… angin berhembus tipis-tipis. Gue merapatkan kaki dan menyilangkan tangan di dada sambil bersandar pada tangga dan kembali memejamkan mata yang masih sangat lengket. Ada apa sih ini pagi-pagi? Rasa penasaran dan kesal gue jadi satu. Tapi gue terlalu ngantuk untuk menjadi kesal.


Tania datang dan ikut duduk di sebelah gue. Gue pun bertanya ada apa sebenarnya karena gue lihat dia mematikan kompor. Ada telur ceplok dan wajan gosong, jawabnya singkat. Ia juga masih tampak mengantuk. Gue keheranan. Koq, bisa? Tania cuma geleng-geleng kepala tanda dia juga sama herannya dengan gue.


Baca juga: Tornado Warning - Lost in Campus


Smoke detector sudah kembali tenang. Udara dingin kembali mengumpulkan puing-puing pagi yang sempat retak. Sambil menggosok-gosokkan kedua lengan atas - berusaha membuat tubuh menjadi lebih hangat - gue mengajak Tania masuk kembali ke apt. Dari sisi kamar sebelah selatan muncul Panda dengan rambut panjangnya yang basah tergerai meninggalkan jejak titik-titik air di karpet beige apt kami.


Panda punya gaya jalan yang cepat, even saat berada di dalam rumah. Sambil berjalan dengan kecepatan konstannya itu ia menuju dapur. Ia berbicara sendiri persis seperti monologue yang ada dalam drama atau film, tapi dalam bahasa Inggris, bukan native language sebagaimana kita biasa ngomel-ngomel sendiri kalau kesal.


Dia merasa heran dan aneh. Dia cuma mau bikin telur ceplok doank buat sarapan dan ditinggal mandi sambil nunggu telur matang. Mosok begitu doank bisa gosong sampai berasap?

TKP - Dok. Pribadi

WAIT, WHAAAATTT??? Ini gue ga salah denger, kan? Ini kasusnya adalah orang nyeplok telur dengan kompor menyala dan ditinggal mandi? Serius begitu, kan?


Spontan, Tania dan gue lihat-lihatan. Mata kami yang terkejut seakan saling berbicara dan berpikir hal yang sama. Dengernya aja udah ga masuk akal. Koq lu bisa ninggalin kompor nyala yang di atasnya cuma ada telur yang lagi di goreng? And bruh… lu ga cuma mandi. LU KERAMAAASSS!!!


Panda melanjutkan monologue-nya sambil sibuk membersihkan telur gosong dan pan di dapur. Ia seakan berusaha memberi penjelasan pada kami tanpa harus berbicara langsung pada kami. Ia terus mengulangi keherannnya karena itu ga pernah terjadi di negara asalnya. Di sana, ia biasa nyeplok telur lalu ia tinggal mandi. Selesai mandi, telur udah mateng. Ia menambahkan bahwa kompor listrik (yang dipakai di apt kami) bukanlah ide yang bagus yang menyebabkan telur itu gosong saat ditinggal mandi.


Lagi-lagi, gue dan Tania hanya bisa pandang-pandangan, saling keheranan mendengar hal itu. Tak ada satu pun di antara kami yang komen apa-apa. Atau lebih tepatnya kami memilih untuk tidak berkomentar.


Tapi jujurly, gue penisirin sih… gimana caranya nyeplok telur yang kalau ditinggal mandi, telurnya udah mateng. Seberapa kecil api yang harus disetting? Jenis kompor apa yang perlu digunakan? Seberapa kilat waktu mandinya? Atau seberapa sigap orang yang menemukan ada telur di atas pan dengan kompor menyala sendirian tanpa ada orang yang menemani?


Baca juga: When Your Friend is a Real Def of an Angel - Tornado Warning Part 2


Yeorobun, jadi tuh... Tania dan gue kesulitan untuk berbicara dengan Panda. Kami bingung dengan karakter Panda sehingga give up karena ga tau gimana cara membangun jembatan komunikasinya. Ada banyak case yang kami alami.


Misalnya saja, di kulkas yang wilayahnya sudah kami bagi, Panda seenaknya menyimpan makanan dia di area mana pun. Gue pernah ngalamin makanan gue yang terus-menerus berkurang atau hilang. Gue tanya ke Tania, dia jawab ga tau. Lalu gue tanya ke Panda, dan responnya galak dan ia terus bicara ga berhenti untuk membela diri dan menyalahkan gue. Suasana jadi berisik sekali. Tapi suatu hari saat ketangkep basah, Panda hanya menjawab santai dan bilang cuma makanan begitu aja dipermasalahkan. Kesel ga, lu?


Lain waktu, pernah ada kejadian… Telepon terus-menerus berbunyi di tengah malam. Tidak ada yang menjawab telepon dan telepon itu juga tidak berhenti berbunyi. Gue bingung kenapa suaranya bisa sekencang itu padahal kamar sayap utara lumayan berjarak dengan sayap selatan. Gue pun memaksakan diri bangun, membuka pintu kamar, dan mendapati telepon yang berbunyi itu ada di sofa ruang tamu. Ga heran suara kencangnya terdengar ke kamar gue.


Baca juga: Between Choices - A Dilemma of a Teenage Girl


Dengan setengah berteriak gue bertanya itu telepon siapa, tolong jawab telepon itu. Lalu dari area kamar selatan, Panda membuka pintu. Ia menongolkan kepalanya dan berteriak, “IT’S OKAY! I DON’T WANT TO ANSWER HIS PHONE. HE IS B*STARD.” lalu membanting pintu meniggalkan gue yang berdiri terpaku di sana dengan telpon yang terus berdering.


Antara kesal dan bingung, gue kembali ke kamar. Dengan nyawa yang masih belum terkumpul, gue berusaha mencerna apa yang baru saja gue dengar. Lalu gue mengaitkan dengan telepon yang ada di ruang tamu. Dan gue pun gagal paham. Kalau memang ga mau jawab telpon kan bisa pake silent mode atau bisa dimatiin aja telponnya. Kenapa malah telponnya di tinggal di ruang tamu??? 


Gue kan jadinya iseng merekaya adegan. Gue menduga itu adalah adegan dia sedang berantem, mungkin dengan cowoknya. Beberapa hari belakangan memang terdengar ia berbicara dengan nada tinggi di telepon. Suatu hari ia pernah masuk ke apt dengan suara marah-marah berbicara di telpon. Ia membanting pintu dan berlalu masuk kamar sambil terus bicara saat gue dan Tania sedang dinner di ruang makan. So, mungkin ini puncaknya.


Gue menduga, mungkin si cowok ingin menjelaskan atau meminta maaf, atau apa pun itu. Jadi berusaha reach out Panda. Sebagai sesama cewek, gue juga menduga bahwa Panda mungkin sedang jual mahal. Maka ia mengacuhkannya dengan meninggalkan telpon itu di ruang tamu. Itu jadi seperti adegan dia ngusir cowok itu keluar dari kamar dan membiarkan si cowok ngeplease di ruang tamu. 


Baca juga: Dikejar dan Dihentikan Polisi di Amerika


But, hey… itu tuh telpooooon, bukan orangnya langsung. Are you out of your mind?? Lagipula, you don’t live here alone, gitu lho… mosok ga ngerti yang namanya toleransi dan saling menghormati orang lain? Tengah malam, pula!


So, begitu, Yeorobun… itulah mengapa Tania dan gue tidak berkomentar apa-apa dengan monologue Panda. Kami memilih masuk ke kamar masing-masing.


Sampai hari ini gue masih geli dan bingung mengingat kisah ini. Dan bagaimana cara menggoreng telur ceplok yang sukses sambil ditinggal mandi dan keramas, pun masih menjadi misteri buat gue.

Comments

Popular posts from this blog

MY BELIEFS ABOUT WORK AND MONEY THAT SAVE MY LIFE - LIKA-LIKU PERJALANAN GUE KERJA

I QUIT MY 9-5 JOB AND CHOOSE TO LIVE IN UNCERTAINTY - BEST DECISION EVER!

IS MARRIAGE FOR EVERYONE?